Monday, November 27, 2006

Logika Sederhana

Istilah "Logika Sederhana" bukanlah istilah resmi formal akademis. Bukan istilah dari logika formal, filsafat, atau sains. Istilah ini cuma istilah dalam bahasa sehari-hari saja.

Seperti pada umumnya istilah bahasa sehari-hari, istilah ini bisa ditarik-ulur, bisa memanjang, bisa mengkerut. Namun setidaknya ada dua hal yang kira-kira bisa dipahami oleh orang banyak, yaitu: (1) Logika, dan (2) Sederhana.

Menurut definisi saya (yang jelas bukan berasal dari definisi resmi), "logika" hanyalah berarti: usaha mencapai suatu pemahaman (atau kesimpulan) baru dengan cara mencari hubungan atau relasi antara hal-hal yang sudah diketahui. Sedangkan "sederhana" berarti bahwa saya mulai dari hal-hal yang memang sudah jelas dengan sendirinya, dan mempunyai kaitan atau relasi antara satu dengan lainnya, yang juga sudah jelas dengan sendirinya.

"Sederhana", juga berarti "tidak ruwet". Yang artinya hanyalah bahwa saya berurusan dengan sejumlah kecil hal-hal, dengan jumlah relasi yang juga sedikit. Ini juga berarti bahwa saya berurusan dengan hal-hal yang memang dekat satu sama lain. Sebaliknya, "ruwet" berarti bahwa saya berurusan dengan banyak hal, dengan banyak relasi satu sama lain yang simpang siur, ditambah lagi, saya mencoba mencari hubungan antara hal-hal yang jauh jaraknya satu sama lain.

Saya teringat ungkapan: "Jalan kebenaran sangat panjang, tetapi harus ditempuh selangkah demi selangkah". Ini sangat saya setujui. Selangkah demi selangkah, dan bukannya meloncat sepuluh langkah, seribu langkah, apalagi meloncat ke ujung jalan. Ini tentu saja menuntut kesabaran. Dan memang, logika sederhana hanyalah untuk orang-orang yang sabar.

Saturday, July 29, 2006

Empat Orang Buta Meraba Gajah

Ada empat orang buta sedang meraba gajah.

Orang buta pertama adalah seorang ahli agama, katanya:
"Gajah berbentuk seperti tiang! Ini adalah kebenaran yang mutlak,
satu-satunya!"

Yang kedua seorang ahli meditasi:
"Duduk tenang, ambil napas, kosongkan pikiran, rasakan dengan
ujung-ujung jari ...".

Orang buta ketiga ternyata adalah seorang filsuf. Katanya:
"Meraba atau Tidak Meraba, itulah persoalannya!"

Yang keempat adalah seorang anak kecil. Ia berkata:
"Kalian meraba sebelah mana? Aku sudah selesai di sebelah sini. Gantian,
yuk?"

Friday, July 28, 2006

logika sederhana

  1. Keruwetan terjadi karena orang mencari rantai sebab-akibat sepanjang mungkin, sehingga ujung rantainya berada ditempat di mana dia menghendakinya.
  2. Anehnya, keruwetan juga muncul karena orang hanya mencari SATU rantai sebab akibat saja.
  3. Orang lebih menyukai analisa yang canggih daripada analisa yang sederhana. Sayangnya, kecanggihan diciptakan dengan cara menciptakan keruwetan.
  4. Banyak orang terjun ke jalan pencarian kebenaran, tetapi tidak ingin melihat kenyataan sebagaimana adanya. Untuk mencegah hal itu, orang memulai perjalanan dengan satu paket kesimpulan yang sudah jadi. Tentu saja akan terjadi perbenturan antara kesimpulan yang sudah jadi dengan kenyataan sebagaimana adanya. Karena itu, perlu diciptakan berbagai keruwetan untuk memenangkan kesimpulan yang sudah jadi tadi. Melalui keruwetan itu, realita menjadi cocok dengan kesimpulan yang sudah disiapkan sebelumnya!
  5. Orang ingin menjadi yang terpenting dan keluar sebagai pemenang. Memang benar ada berbagai kompetisi di dunia ini. Tetapi orang lupa bahwa kompetisi hanyalah alat untuk "menarik keluar" apa yang terbaik yang bisa dikerjakan semua orang, dan bukannya menyaring umat manusia menjadi dua golongan: yang menang dan yang kalah! Keruwetan terjadi karena kompetisi tidak lagi menjadi sarana untuk melalukan yang terbaik, tetapi menjadi saluran ego dan kesombongan belaka.
  6. Banyak orang telah menjadikan agama sebagai salah satu penyumbang keruwetan terbesar. Mengapa? Sebab, orang melihat bahwa harus ada "agama pemenang" dan "agama yang kalah". Dan bukannya memandang agama sebagai sarana untuk "menarik keluar" apa yang terbaik yang dapat disumbangkan oleh seorang manusia kepada SELURUH umat manusia, dan dengan demikian kepada Tuhan.
  7. Oleh alasan yang sama dengan no (6) di atas, orang telah menjadikan politik sebagai salah satu sumber keruwetan terbesar juga.
  8. Yang dapat berubah menjadi lebih baik adalah individu-individu. Dengan demikian setiap orang mestinya mulai dengan mengubah dirinya menjadi lebih baik, hari demi hari. Keruwetan dimulai ketika orang menuntut bahwa perubahan dimulai dari orang lain, atau karena orang menuntut bahwa perubahan dimulai dari unit terbesar, misalnya negara, bangsa, atau masyarakat. Dan keruwetan menjadi lebih meluas, karena orang lebih menuntut lagi bahwa perubahan dimulai dari negara LAIN, bangsa LAIN, atau masyarakat LAIN!
  9. Sebenarnya orang menghendaki sikap obyektif. Keruwetan terjadi karena sangat sulit untuk bersikap obyektif kepada diri sendiri atau golongan sendiri. Lebih mudah untuk obyektif terhadap orang lain, golongan lain, terutama orang atau golongan yang tidak disukai.
  10. Kesempurnaan sejati bukanlah pencapaian yang terjadi sekali untuk selama-lamanya, tetapi berwujud perubahan yang terjadi terus menerus. Keruwetan muncul karena kesempurnaan dipandang sebagai sesuatu sesuatu yang statik, yang hanya terjadi SATU KALI.
  11. Keruwetan muncul ketika orang mengambil kesimpulan berdasarkan asumsi-asumsi, bukan berdasarkan apa yang sungguh-sungguh diketahui.
  12. Keruwetan mucul ketika orang tidak dapat membedakan mana pengetahuan, mana asumsi.
  13. Keruwetan terjadi ketika seseorang menggunakan TERLALU banyak asumsi dalam menyusun argumennya.
  14. Fakta yang benar belum tentu membawa pada kesimpulan yang benar. Keruwetan terjadi jika orang percaya bahwa fakta yang benar dengan sendirinya menghasilkan kesimpulan yang benar.
  15. Keruwetan terjadi ketika dua kesimpulan yang berbeda diperoleh dari fakta-fakta yang sama.
  16. Keruwetan terjadi ketika orang hanya memilih fakta-fakta yang cocok dengan kesimpulan yang sudah ada sebelumnya.
  17. Keruwetan terjadi ketika kesimpulan yang diperoleh dari asumsi-asumsi kemudian dianggap sebagai fakta.
  18. Kesederhanaan dan Keruwetan tidak dapat muncul bersamaan. Jika anda harus memilih, pilihlah kesederhanaan.

Thursday, July 27, 2006

Berpikir Sederhana

Ada empat teka teki sederhana, yang dapat digunakan untuk melihat pola
berpikir kita.

Pertanyaan pertama:
Bagaimanakah cara memasukkan jerapah ke dalam lemari es?

Apa jawaban anda?

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Jawabannya sederhana: buka pintu lemari es, masukkan jerapah ke
dalamnya, lalu tutup pintu.

Banyak orang suka membuat segala sesuatunya menjadi ruwet.

Pertanyaan kedua:
Bagaimana cara memasukkan gajah ke dalam lemari es?

*
*
*
*
*
*
*
*
Apakah anda menjawab: buka pintu lemari es, masukkan gajah ke dalamnya,
lalu tutup pintu?

Salah!

Jawab yang benar:
Keluarkan dulu jerapah dari lemari es, baru masukkan gajah!

Banyak orang tidak melihat sebab akibat yang paling dekat.

Pertanyaan ketiga:
Singa, si raja hutan menyelenggarakan konferensi, dan ia mengundang
semua binatang, kecuali satu binatang. Binatang apakah yang tidak bisa
hadir?

*
*
*
*
*
*
*
*
Jawabannya? Tentu saja gajah! Ingat, si gajah sedang berada di lemari es!

Anda keliru menjawab ketiga pertanyaan? Jangan kuatir masih ada satu
pertanyaan.

Seorang pria diberi tugas menyeberangi sungai yang dikenal dipenuhi
buaya, dengan cara berenang. Bagaimana caranya?

*
*
*
*
*
*
*
Ya berenang saja. Bukankah semua binatang sedang menghadiri konferensi
yang diselenggarakan singa?

Menurut sebuah survey, banyak ahli/profesional yang keliru menjawab
keempat pertanyaan di atas, sementara banyak anak-anak yang justru bisa
menjawab dengan benar!

Anda menganggap diri anda sebagai ahli? Jangan bangga dulu!

Wednesday, July 26, 2006

Yang Dungu Berdiri

Diruang kuliah, seorang dosen senior sedang memarahi mahasiswanya:

"Menjawab saja tidak becus, eh malah bercanda dan ngobrol seenaknnya.
Skarang sia-sia disini, yang merasa dungu BERDIRI !!" sang dosen
membentak.

Beberapa menit suasana hening. Tiba-tiba dari bangku belakang seorang
mahasiswa berdiri.

"Jadi kamu yakin betul, kamulah si dungu itu ???"

"Bukan begitu pak, saya cuma tidak tega melihat Bapak berdiri sendiri."

Tuesday, July 25, 2006

Lilin Keempat

Ada empat lilin menyala.

Lilin pertama adalah lilin perdamaian.
Ia mulai redup dan kelelahan melihat tingkah laku manusia, akhirnya ia
pun padam.

Lilin kedua adalah adalah lilin iman.
Lilin yang ini pun mulai meredup, menghadapi begitu banyak kebingungan
dan kekacauan dunia. Tak lama pun ia padam.

Lilin ketiga adalah lilin cinta.
Begitu banyak kebencian di muka bumi ini, sehingga ia tak sanggup lagi
menyala, dan padam.

Lilin keempat masih terus menyala.
Seeorang anak kecil datang, dan menyalakan ketiga lilin yang sudah
padam dengan menggunakan nyala lilin keempat.

Siapakah lilin keempat?