"Spiritualitas" atau "agama" hanyalah istilah-istilah yang bisa
ditukar-tukar, tergantung bagaimana kita mendefinisikannya. Untuk
keperluan diskusi kali ini, saya mendefinisikan "spiritualitas" sebagai
persekutuan manusia dengan Tuhan, sedangkan "agama" sebagai sekumpulan
aturan, manual, atau petunjuk baku (biasanya dalam bentuk tertulis).
Saya sebenarnya tidak bermaksud memperlawankan "agama" vs
"spiritualitas", namun saya ingin mengajukan pertanyaan: Bagaimanakah
sebenarnya hubungan antara manusia dengan Tuhan?
Sulit bagi saya menghindari kesan bahwa "agama" hanya bicara tentang
bagaimana cara mengatur perilaku manusia, sehingga bisa "berkenan" di
hadapan Tuhan. Berlawanan dengan spiritualitas yang -menurut saya-
pertama-tama berbicara tentang bagaimana Tuhan masuk dan berkarya secara
konkret di dalam hidup manusia dan bagaimana manusia menanggapinya,
sehingga tercipta relasi antara manusia dan Tuhannya.
Di dalam "agama", Tuhan mengirimkan manual sekian abad lalu, untuk
kemudian duduk menunggu dan mengamati, siapakah di antara manusia yang
lolos babak penyisihan. Sedangkan di dalam "spiritualitas", Tuhan turun
ke dunia dan mengetok pintu rumah anda pada suatu hari di bulan februari
2008.
Di dalam "agama", manusia dinilai dari kemampuannya menjaga kemurnian
manual baku-mati yang diturunkan berabad-abad yang lampau. Di dalam
"spiritualitas", manusia membuka pintu terhadap ketokan Tuhan.
Agama statis. Spiritualitas dinamis.
Di dalam agama, semua perubahan adalah oblog-oblog. Di dalam
spiritualitas, perubahan adalah bagian dari karya Tuhan sendiri.